Daerah

Beji Antaboga Banyuwangi Wisata Keberagaman Budaya

Beji Antaboga Banyuwangi Wisata Keberagaman Budaya

Catatanbanyuwangi.co.id - Beji Antaboga atau yang biasa dikenal Anantaboga menjadi salah satu wisata religi yang sering dikunjungi masyarakat untuk menikmati keindahan alam dan keberagaman budaya, yang terdapat 6 tempat peribadahan simbol agama yang ada di Indonesia. 

Tidak hanya itu saja, wisata Antaboga yang berada hamparan hutan pinus di Desa Sumbergondo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, menambah keindahan wisata yang berdiri di atas tanah seluas 3 hektare.

Pemangku Antaboga, Gimin (70) mengatakan politisi yang datang berasal dari sejumlah wilayah di Indonesia. Mulai dari wilayah timur hingga barat pernah singgah di Antaboga.

Politisi yang datang adalah mereka yang hendak bersaing mendapatkan kursi dewan. Beberapa juga ada calon kepala desa.

"Ada yang dari Maluku bahkan dari Pulau Sumatra mereka datang ke Antaboga. Dari Bali itu ga bisa dihitung. Dari Banyuwangi apalagi, jelas banyak," ujar Gimin, Rabu (6/6/2023).

Menurut Gimin, politisi yang datang biasanya tidak sendiri. Mereka didampingi oleh guru spiritual masing-masing. Tak jarang mereka juga sampai bermalam di Antaboga.

"Ada yang sendiri, kalau sendiri biasanya minta pendampingan dari pemangku," ujarnya.

Terkait tujuannya, Gimin mengaku mereka melakukan ritual berharap proses politik diberi kelancaran dan menang.

"Ada banyak yang datang ke Antaboga dan saat ini duduk jadi pejabat," tegasnya.

Beji Antaboga memang bukan tempat wisata biasa. Tempat ini memang sakral. Antaboga dulunya hanya hutan dengan dianugerahi mata air yang melimpah. Sedari dulu tempat ini kerap dijadikan sembahyang oleh umat Hindu dari Bali.

Antaboga dipercaya sebagai petilasan Resi Markandeya, penyebar agama Hindu di Bali. Sebab, menurut Gimin, ada candi Gumuk Payung di Desa Jambewangi Kecamatan Sempu. Menurut dia, umat Hindu meyakini Antaboga sebagai penglukatan.

Anta atau Ananta artinya tidak pernah habis, sementara Boga memiliki arti sumber makanan. Oleh karena itu, menurut Gimin, mata air tak pernah surut di Antaboga.

Ada puluhan mata air di Antaboga. Tetapi ada 3 yang dianggap keramat. Diantaranya sumber Dewi Gangga, sumber Bedawang Nale dan sumber Dewi Uma. 

Kala itu, umat Hindu dari Bali memberikan saran agar Antaboga dijadikan tempat suci. Setelahnya pemangku melakukan semedi.

Keputusannya mufakat, bahwa Antaboga dijadikan tempat suci. Mulanya hanya untuk Hindu. Namun kemudian dibangun simbol-simbol dan bangunan ibadah bagi agama lainnya.

"Jadi semua umat kalau ke sini gak bingung, mau Salat atau Sembahyang atau doa. Antaboga menjadi simbol Pancasila dan kerukunan umat agama," bebernya.