Banyuwangi - Program Padat Karya yang diimplementasikan oleh Dinas PU Pengairan Banyuwangi memberikan dampak positif yang signifikan terhadap penurunan tingkat kemiskinan di kabupaten tersebut.
Melalui proses padat karya, Dinas PU Pengairan dapat secara efektif mengalokasikan sumber daya tenaga kerja untuk menanggulangi kemiskinan dengan cepat dan tepat sasaran.
Keberhasilan program ini tercermin dari 33 orang yang berhasil terangkat dari UGDK, menunjukkan bahwa pendekatan ini mampu memberikan solusi nyata dan berkelanjutan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Banyuwangi secara keseluruhan.
Kepala Bidang Bina Manfaat dan Kemitraan Dinas PU Pengairan Banyuwangi Donny Arsilo Sofyan, S.E, M.M menjelaskan pada awak media saat diwawancarai di ruang kerjanya
Dari pekerjaan padat karya harapannya ada data yang kita pakai untuk mengalokasikan orang yang dilibatkan dalam hal penanganan kemiskinan yang ada dalam data Unit Gawat Darurat Kemiskinan (UGDK).
Donny menjelaskan, untuk tahun 2023, dari total 360 partisipan dalam program padat karya, sebanyak 33 orang berhasil disertakan dalam Upaya Gotong Royong (UGDK), dan program ini telah berjalan sejak tahun 2020.
Program padat karya di Dinas PU Pengairan Banyuwangi tersebar di 11 titik yang dikoordinasikan oleh 11 Kordinator Sumberdaya Air (KORSDA). Lokasinya dapat mencakup beberapa tempat, dan kegiatannya mayoritas berfokus pada normalisasi, melibatkan partisipasi masyarakat setempat, khususnya Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA), serta masyarakat yang memiliki kemampuan bekerja namun termasuk dalam kategori tidak mampu.
Donny menekankan bahwa data UGDK terdistribusi di masing-masing kecamatan, dan dari data tersebut, mereka memilih partisipan yang berdekatan dengan lokasi kegiatan. Pendekatan ini melibatkan langsung masyarakat yang mampu bekerja namun termasuk dalam kategori tidak mampu, yang terdaftar dalam data UGDK, HIPPA, dan masyarakat sekitar.
Menurut Donny, proses pemberdayaan ini merupakan bagian integral dari upaya penanganan kemiskinan, karena program ini bersifat padat karya dan memberikan pembayaran langsung tunai ke rekening pribadi para pekerja. Setiap lokasi diberdayakan dengan melibatkan 30 orang untuk bekerja dalam jangka waktu dua minggu pelaksanaan proyek. Dengan demikian, Dinas PU Pengairan mampu mempekerjakan total 360 orang masyarakat sekitar dalam satu tahun.
"Program padat karya ini bukan hanya sebagai bentuk kepedulian, tetapi juga inisiatif yang langsung dapat dirasakan dan tepat sasaran bagi masyarakat yang kurang mampu, berdasarkan data UGDk yang ada," tandasnya.